Site icon SG

Pengertian Kurikulum Merdeka dan Perbedaan dengan Kurikulum Sebelumnya

Pengertian Kurikulum Merdeka dan Perbedaan dengan Kurikulum Sebelumnya

Pengertian Kurikulum Merdeka dan Perbedaan dengan Kurikulum Sebelumnya. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam dengan pengoptimalan konten agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan memperkuat kompetensinya. Pembelajarannya berbasis projek agar pengembangan soft skill dan karaker sesuai profil pelajar Pancasila. Kurikulum Merdeka dapat membantu guru untuk memilih berbagai perangkat belajar untuk menyesuaikan kebutuhan belajar dan minat peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal. Fokus pembelajarannya pada materi yang esensial sehingga lebih mendalam bagi bagian dasar seperti literasi dan numerasi.

 

  1. Perbedaan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum Sebelumnya

 

  1. Jenjang SD

Pada jenjang SD, pelajaran IPA dan IPS digabung menjadi IPA, IPA mulai diajarkan di kelas III (Fase B). Pendekatan tematik tetap digunakan, tetapi tidak menjadi suatu kewajiban. Boleh menggunakan pendekatan lainnya sesuai kondisi dan kebutuhan. Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia, Matematika, IPAS, dan Bahasa Inggris*.

*Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran pilihan yang dapat dikendalikan oleh kesiapan satuan pendidikan

 

  1. SMP Jenjang

Informatika (TIK) menjadi mata pelajaran wajib. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Informatika.

 

  1. SMA Jenjang

 

SMA X

Tidak ada peminatan. Tidak ada penjurusan. Mata Pelajaran : Matematika, IPA (Fisika, Kimia, Biologi), IPS (Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Geografi), Bahasa Inggris, Informatika. Pengorganisasian IPA dan IPS dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan: mengajarkan IPA & IPS secara terintegrasi, mengajarkan IPA & IPS secara bergantian dalam blok waktu yang terpisah, mengajarkan IPA & IPS secara paralel dengan JP secara terpisah seperti mata pelajaran yang berbeda-beda.

 

SMA XI – XII

Kelompok mata pelajaran umum (wajib diikuti oleh semua peserta didik SMA/MA): Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, Sejarah. Kelompok mata pelajaran MIPA : Biologi, Kimia, Fisika, Informatika, Matematika tingkat lanjut. Kelompok mata pelajaran IPS : Sosiologi, Ekonomi, Geografi, Antropologi. Kelompok bahasa dan budaya : Bahasa Indonesia tingkat lanjut, Bahasa Ingris tingkat lanjUT, Bahasa Korea, Arab, Mandarin, Jepang, Jerman, Prancis. Kelompok vokasi dan prakarya : Parkarya dan kewirausahaan, dsb disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia

 

Peserta didik memilih mata pelajaran kelompok pilihan sesuai dengan minat dan bakatnya. Peserta didik memilih 4-5 mata pelajaran dari minimal 2 kelompok mata pelajaran pilihan. Maksimal mata pelajaran pilihan yang diambil dari salah satu kelompok mata pelajaran pilihan adalah 3. Karena tidak ada penjurusan, akan ada penyesuaian terkait seleksi masuk perguruan tinggi. Seleksi didasarkan pada mata pelajaran yang diambil, bukan berdasarkan jurusannya. Peseta didik boleh mengganti pilihan mata pelajaran, namun disarankan karena kurang disarankan karena mata pelajaran di kelas XII pada prinsipnya ada kelanjutan materi dari kelas XI.

 

  1. Asesmen dan Pelaporan Hasil Belajar

 

Ketuntasan hasil belajar tidak lagi diukur dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang berupa nilai kuantitatif. Capaian belajar sudah memadahi atau belum diketahui dengan Identifikasi ketercapaian tujuan pembelajaran. Guru diberikan keleluasaan untuk menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. Acuan lingkup materi yang menjadi rujukan untuk evaluasi akhir adalah esensial pada tujuan pembelajaran dalam kurun waktu tertentu. Pelaporan hasil belajar disampaikan sedikitnya pada setiap akhir semester melalui e-rapor. Rapor intrakurikuler disusun dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif dengan nilai akhir mempertimbangkan hasil asesmen sumatif dan formatif.

 

  1. Modul Ajar

 

Pemerintah menyediakan contoh-contoh modul ajar yang dapat dijadikan inspirasi bagi satuan pendidikan. Satuan pendidikan dapat mengembangkan, memodifikasi maupun menggunakan modul dari pemerintah sesuai dengan karakteristik daerah, satuan pendidik, dan peserta didik. Modul ajar berani terdapat pada platform Merdeka Mengajar.

 

  1. Keunggulan Kurikulum Merdeka Belajar

 

Keunggulan Kurikulum Merdeka Belajar adalah lebih sederhana dan mendalam karena fokus pada materi yang penting, lebih merdeka karena nantinya guru dapat mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik juga memiliki wewenang untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan satuan pendidikan dan peserta didik, serta lebih relevan dan interaktif karena pembelajaran melalui kegiatan projek memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual.

Demikianlah sedikit pembahasan Pengertian Kurikulum Merdeka dan Perbedaan dengan Kurikulum Sebelumnya, dilain artikel kita akan bahas lagi lebih dalam. Terima kasih.

Exit mobile version